Life's Journey

Monday, May 24, 2010

Between A Cup of Milktea & Every Words.

Terinspirasi oleh sebuah film yg cukup sangat menarik bagi saya. Dengan visual yang COOL dan ingin sekali berkata "WOW" sesudah menyaksikanya.
Sebuah cerita fiksi tentang takdir, yang akhirnya membuat saya agak takut dengan hari akhir. (finally.. :)
Yeah.. kematian sebelum melakukan hal yang terbaik untuk diri saya dan "mereka" yang menghidupi setiap hari-hari saya.

Mungkin ini  yang akan membuat saya menghargai dan menikmati setiap detik demi detik hidup saya. even itu menyakitkan sekali pun. Tapi juga bukan berarti hidup untuk "duniawi semata." dalam arti senang-senang.
kata-kata ini diucapkan dari seorang teman yang sudah muak dengan tingkah hidup saya.
Dia berkata, "kenapa kamu hanya cari kesenangan duniawi saja?"
Jujur, sebuah pertanyaan sederhana dan singkat tapi menyentakkan hati dan membuat saya seperti merasa meuntal dengan brutal seperti balon terisi gas yang sengaja terbuka pd mulutnya. (mulut?)

Sebagai pembelaan :
Memang terkadang saya nyaman dengan apa yang saya lakukan dan sebenarnya juga belum tentu baik buat saya. Sangat sulit memang membedakan mana yang benar dan yang salah,
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
meskipun pilihan itu jelas berbeda.
Dan pada akhirnya pilihan saya adalah, yeah dengan menyeimbangkan kedua pilihan itu dan mengubah diri saya sebagai orang yang masih di tempat dan jalan yang benar, setidaknya ber-Agama, tetapi brtoleransi dengan adanya modernisasi by seeing the world in black & white. Sepertinya bijaksana untuk memilihnya. Saya tidak tahu apakah perlakuan saya tepat atau tidak, biarkan Tuhan yang menilai. Menurut saya lebih baik begitu daripada tidak sama sekali. even nggak di terima sekalipun. bukannya jadi percuma tapi namanya jg usaha.

saya memang suka share tentang hidup dan agama dengan teman yang menurut saya nyaman. terkadang agak sdikit mengeluarkan statement-statement yg melanggar etika hidup dan bragama. yeah menjadi agak sedikit idealize, BUT for not being atheist juga. Tapi jujur saja itu menggairahkan untuk diuraikan, dan bukan sekadar imajinasi belaka hanya cuma untuk dibayangkan.

dan pada akhir cerita, saya teringat teman saya berkata kpd saya
"spertinya kamu butuh psikiater."
well, saya lupa untuk mengucapkan terimakasih atas advicenya waktu itu. dan sepertinya saya hanya membutuhkan sleeping tablet atau obat penenang untuk saat ini.



THE CURIOUS CASE of BENJAMIN BUTTON.